Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 18 Desember 2012

laporan tekhnik identifikasi


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks akademik merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan semakin memperkaya khazanah berfikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan teori itu sendiri.
Kepedulian pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas diawali dari adanya program pendidikan yang bermutu. Salah satu kebijakan tersebut adalah adanya program pendidikan wajib belajar 9 tahun. Program wajib belajar 9 tahun ini dicanangkan pada tahun 1994 yang merupakan kelanjutan dari program wajib belajar 6 tahun. Sejak tahun 1984, tepatnya pada masa Menteri Pendidikan Nugroho Notosusanto pendidikan, wajib belajar 9 tahun sudah ditetapkan. Namun pada waktu itu pendidikan belum dapat dinikmati oleh seluruh anak Indonesia. Sebab, akses ekonomi masyarakat Indonesia belum mencukupi untuk bisa mengenyam pendidikan secara komplit. Padahal, bagi bangsa Indonesia pendidikan sesungguhnya adalah komitmen antara Pemerintah dan masyarakat, seperti yang tertuang dalam UUD 1945 bahwa tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan wajib belajar 9 tahun sejalan dengan semangat untuk membebaskan bangsa Indonesia dari kungkungan kebodohan dan kemiskinan, jalan satu-satunya adalah dengan pendidikan. Pada batang tubuh pasal 31 UUD 1945 lebih tegas lagi menyatakan (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Perlu diketahui bahwa dalam pendidikan terdapat satuan pendidikan, adapun yang di maksud dengan satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur Formal, Non Formal dan Informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan ayat 11 UU No 20 Tahun 2003, Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dalam ayat 12, Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan di luar Pendidikan Formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Dan dalam ayat 13, Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, maka Pendidikan Nonformal/Pendidikan Luar Sekolah merupakan salah satu jalur dari penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia.
Pendidikan Luar Sekolah sudah hadir di Indonesia sejak lama bahkan sebelum masa kemerdekaan. Pendidikan Luar Sekolah ini di dalam Peraturan Pemerintah No. 73/1991 bertujuan untuk melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu pendididkannya, memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dibutuhkan program-program Pendidikan Luar Sekolah yang dapat menunjang hal tersebut.
Pendidikan Luar Sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan pelaksanaannya berbeda dengan sistem sekolah yang ada. Menurut Phillip H. Combs mengungkapkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
Perkembangan program-program Pendidikan Luar Sekolah di masyarakat berlangsung sedemikian pesat seirama dengan derasnya gerak langkah pembangunan, modernisasi, dan industrialisasi, yang antara lain melahirkan ledakan kebutuhan akan layanan pendidikan luar sekolah di luar sistem persekolahan. Hal ini ditandai dengan maraknya penyelenggaraan berbagai jenis kursus, pelatihan, penyuluhan, serta program-program layanan bimbingan dan pendampingan di dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Lembaga pemberi kursus berkembang pesat dimana-mana, terutama di kota-kota besar. Program-program pelatihan juga tumbuh subur, baik di dalam lingkungan organisasi bisnis, pemerintahan, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Berbagai macam kegiatan penyuluhan, bimbingan, dan pendampingan bagi kelompok atau lapisan masyarakat masih kurang beruntung juga berkembang pesat, baik yang diorganisir oleh Dinas atau Instansi Pemerintah, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat.
Sesuai dengan visi Pendidikan Luar Sekolah yakni terwujudnya pelaksanaan program pendidikan masyarakat dalam upaya  meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap/etos kerja untuk menunjang peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup yang berlandaskan iman dan taqwa melalui pendidikan masyarakat yang lebih layak. Maka dari itu, kami akan melakukan suatu identifikasi untuk mengetahui berbagai potensi, prioritas dan sumber/penyebab permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya warga masyarakat Kelurahan Isola RW 03, sehingga kami bisa mengetahui penyebab-penyebab permasalahan yang terdapat di dalam masyarakat itu sendiri dan bisa mengetahui kebutuhan-kebutuhan masyarakat agar diharapkan bisa meningkatkan keterampilan dari warga masyarakat.
Adapun kondisi wilayah Kelurahan Isola, khususnya RW 03 yang terdapat di daerah jalan sersan sodik dengan luas 136 hektar dengan batas wilayah sebelah selatan berbatasan dengan RW 04 negla yaitu mulai dari hotel abadi asri, sebelah timur berbatasan dengan RW 02 yaitu jalan sersan sodik sebelah utara berbatasan dengan RW 01, sebelah barat berbatasan dengan sungai Cibeureum.



B.       Tujuan
Kami melaksanakan identifikasi di wilayah Kelurahan Isola tepatnya di RW 03 dengan tujuan:
1.         Untuk mengetahui tentang potensi sumber daya alam yang dimiliki;
2.         Untuk mengetahui tentang potensi sosial masyarakat;
3.         Untuk mengetahui potensi perekonomian masyarakat;
4.         Untuk mengetahui potensi adat;
5.        Untuk mengetahui potensi lembaga/kelompok kegiatan yang ada latar belakangnya, strukturnya, kegiatannya, dan lain-lain (termasuk lembaga pelayanan seperti pemerintah maupun non pemerintah);
6.         Untuk mengetahui apa saja yang menjadi masalah-masalah masyarakat;
7.         Untuk mengetahui prioritas dan penyebab masalah;
8.         Untuk mengetahui peluang-peluang pengembangan yang dapat dilakukan

C.      .Hasil yang Dicapai
Dari identifikasi yang penyusun lakukan, penyusun  mendapatakan banyak informasi tentang keadaan, potensi dan kebutuhan  masyarakat. Keadaan, potensi dan kebutuhan  masyarakat yang banyak, sehingga penyusun membaginya menjadi beberapa aspek yaitu:
1.      Demografi
Yaitu pengetahuan tentang kependudukan yang di dalamnya meliputi:
a.       Jumlah RT di RW 03
b.      Jumlah kepala keluarga di RW 03
c.       Jumlah penduduk laki-laki
d.      Jumlah penduduk perempuan
2.      Pendidikan
Yaitu hal-hal yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, di antaranya :
a.       Jumlah sarana dan prasarana pendidikan
b.      Jumlah pendidik yang terdapat di daerah tersebut
c.       Jumlah peserta didik di setiap jenjang pendidikan
d.      Keberadaan lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal.
3.      Agama
Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan yang di peluk oleh masing-masing individu yang diantaranya meliputi:
a.       Agama yang di anut oleh masyarakat RW 03
b.      Sarana dan prasarana keagamaan
c.       Jumlah tokoh agama
d.      Kegiatan-kegiatan keagamaan
e.       Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan
4.      Kesehatan
Yaitu aspek yang berkaitan dengan kondisi kesehatan masyarkat yang diantaranya meliputi :
a.       Sarana dan prasarana kesehatan
b.      Pelayanan kesehatan
c.       Jumlah perawat (dokter)
d.       Penyakit yang biasa di derita oleh warga

5.      Ekonomi
Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari diantaranya meliputi :
a.       Mayoritas mata pencaharian masyarakat
b.      Tingkat pendapatan warga perkapita
c.       Keberadaan home industri
6.      Gografis
Yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kondisi wilayah diantaranya meliputi :
a.       Batas administratif
b.      Pembagian wilayah
c.       Luas wilayah
d.      Lahan pertanian
e.       Jenis dataran
f.       Jumlah fasilitas umum
7.      Sosial Budaya
Yaitu hal-hal yang berkenaan dengan kegiatan sosial dan kebudayaan masyarakat yang diantaranya meliputi :
a.       Swadaya masyarakat
b.      Partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan




BAB II
DESKRIPSI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI
A.      Waktu dan Tempat
Pelaksanaan identifikasi  dimulai dengan pemilihan daerah yang diprioritaskan daerah disekitar kampus UPI yang kemudian ada beberapa rekomendasi dari tim dosen yaitu di daerah kelurahan Isola, Gegerkalong dan Cidadap, kemudian ditindak lanjuti dengan rapat mahsiswa yang mengontrak mata kuliah tekhnik identifikasi. Selanjutnya di sepakatilah daerah yang sebelumnya direkomendasikan oleh tim dosen tersebut yaitu kelurahan Isola, Gegerkalong dan Cidadap. Tahap selanjutnya mahasiswa membentuk tim kecil yang bertugas untuk mengurusi perijinan observasi. Kemudian tim kecil tersebut memulai tugasnya dengan melengkapi administrasi observasi yang kemudian di lanjut ke bagian KESBANG kota Bandung yang berada di jalan Wastukencana no 2 bandung. Selesai melengkapi administrasi di KESBANG tim kecil yang tadi meneruskan tugasnya dengan langsung melengkapi administrasi di tiga  kelurahan  tersebut (Isola, Gegerkalong dan Cidadap).
Setelah selesai melengkapi administrasi di kelurahan, mahasiswa di bagi dalam 21 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang,  kemudian masing-masing kelompok diberi tugas untuk melakukan observasi disetiap RW yang berbeda. Kami mendapat tugas di RW 03  kelurahan Isola kecamatan Sukasari kota Bandung.
Setelah mendapatkan keputusan yang pasti tentang tempat yang akan diobservasi, langkah yang pertama kami lakukan adalah menyusun design observasi dan instrumen wawancara yang dibantu oleh tim dosen mata kuliah teknik identifikasi. Pada tahap selanjutnya kami melakukan observasi di RW 03 yang dilakukan pada tanggal 17 & 18 November 2012, tepatnya pukul 13.00-15.00 dan pukul 19.00-21.00. Dalam pelaksanaan identifikasi, tim penyusun menyesuaikan waktu dan tempat pelaksanaan dengan kesediaan dan kesiapan dari nara sumber.
B.       Teknik dan Metode
Secara garis besar pengertian metode menurut Winarno (1994: 131) yaitu: “Cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.
a.         Metode
Metode yang akan digunakan dalam identifikasi ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam hal ini pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (Lexy J. Moleong, 1996: 3) didefinisikan sebagai “prosedur pendekatan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Untuk memperoleh data yang diperlukan oleh kami yang akan melakukan identifikasi, maka dalam hal ini menggunakan teknik  studi kasus, yakni studi yang dilakukan secara intensif dan terinci, yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Sedangkan sifat khas dari studi kasus adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dari objek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus, dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi.
b.        Teknik
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara atau dialog, yaitu sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinganya sendiri suaranya, tampaknya merupakan alat pengumpulan informasi yang langsung tentang bebrapa jenis data sosial, baik yang terpendam maupun yang manifest. Yaitu wawancara dan dialog seperti minat dan kebutuhan, dialog permasalahan apa yang ada dalam masyarakat, atau wawancara sumber potensi yang ada di masyarakat. Jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara terbuka dan terstruktur.
Selanjutnya, teknik observasi. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki, contohnya meliputi observasi yang meliputi: Observasi Lingkungan Fisik, Observasi lingkungan sosial masyarakat, observasi dan dokumentasi potensi dan sumber daya manusia. Kemudian teknik dokumentasi atau studi literatur dan teknik penyebaran angket.
C.      Sumber Informasi
Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut. Adapun dalam kegiatan observasi ini, yang kami jadikan sebagai informan adalah:
1.        Ketua RW 03 kelurahan Isola kecamatan Sukasari Kota Bandung
Nama                           : Asep Haris Keswara, SAP
Tempat, tanggal lahir  : Bandung 13 Juli 1972
Alamat Rumah           : Jl. Sersan Sodik No. 10 RT 01/03 Kelurahan Isola Kecamatan Sukasari Kota Bandung.
Agama                        : Islam
2.        Dokumen program kerja RW

D.      Aspek yang Diidentifikasi
1.    Aspek Demografi
Rukun Warga 03 Kelurahan Isola  memiliki tiga Rukun Tetangga, yaitu; terdiri dari RT. 01, RT. 02 , RT. 03. Ketiga RT tersebut memiliki struktur kependudukan yang berbeda, yaitu; RT. 01 warga asli etnis sunda, RT. 02 50 % warga asli 50 % warga etnis cina, dan RT.03 mayoritas keturunan eropa dan cina ( tionghoa ).
Selain itu, kepala keluarga di RW 03 juga terdiri dari Kepala keluarga Tetap dan Kepala Keluarga Sementara. Berikut adalah spesifikasinya;
a.    RT. 01 jumlah kepala keluarga 137, jumlah penduduk 573 jiwa
Jumlah kepala keluarga tetap 133
Jumlah kepala keluarga sementara 4
Jumlah laki-laki 304 orang
Jumlah perempuan 269 orang

b.    RT. 02 jumlah kepala keluarga 126, jumlah penduduk 357 jiwa
Jumlah laki-laki 147 orang
Jumlah perempuan 210 orang

c.    RT. 03 jumlah kepala keluarga 89, jumlah penduduk 250 jiwa
Jumlah kepala keluarga tetap 64
Jumlah kepala keluarga sementara 25
Jumlah laki-laki 101 orang
Jumlah perempuan 149 orang
2.    Aspek Pendidikan
Jika dilihat dari aspek pendidikan Masyarakat RW 03 Kelurahan Isola merupakan masyarakat yang heterogen dalam arti pendidilkan masyarakat disitu memiliki latar belakang yang berbeda-beda ada yang lulusan PT, SMA, SMP, SD bahkan ada juga yang tidak lulus SD sama sekali tapi rata-rata pendidikan terakhirnya adalah lulusan SMA. Untuk menindaklanjuti masyarakat yang pendidikannya rendah untuk sementara ini dapat di atasi dengan diadakannya program pelatihan bagi warga yang belum mendapat pekerjaan atau siapa saja yang membutuhkan. Mengenai masyarakat yang tidak lulus SD sama sekali itu terjadi pada warga yang umurnya sudah lanjut antara 40-50 tahun tapi itu sudah ada  proses penanggulangannya dengan mengadakan paket A, B, dan C walaupun itu di tangani oleh lembaga ekternal.
Ketika narasumber disinggung tentang sarana dan prasarana atau lembaga pendidikan yang ada di RW 03 beliau mengatakan bahwa didaerahnya belum banyak lembaga pendidikan yang berkecimpung baik formal maupun nonformal, lembaga yang sementara ini sudah ada adalah lembaga PAUD dan TK. Menurut bapak Haris selaku  ketua RW 03 kelurahan Isola lembaga-lembaga tersebut merupakan inisiatif masyarakat yang sampaikan kepada ketua RW yang kemudian oleh ketua RW di realisasikan dengan menugaskan salah satu warganya yang lebih kompeten dibidang itu. Perkembangannya cukup bagus walaupun baru dirintis selama dua tahun dan sudah banyak dari RW lainpun yang menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut.
Ketika di tanya tentang pendidikan keagamaan  narasumber  mengatakan bahwa pendidikan Keagamaan di RW 03 berjalan dengan baik, dan rutin apalagi wilayah RW 03 ini. Pengajian ibu-ibu di tiap RT pun berjalan lancar khusunya di RT 01 dan RT 02 di beberapa mesjid yang biasa digunakan yang diantaranya di daerah RT 01 dan RT 02 yaitu mesjid Al-Muawwanah dan mesjid Al-Mumin yang biasa diisi dengan kegiatan-kegiatan pengajian bap-bapa, ibu-ibu, dan anak-anak.  Di RW 03 ini terdiri dari beberapa majelis ta’lim di RT 01 dan RT 02.

3.    Aspek Agama
Masyarakat di Rukun Warga 03 Kelurahan Isola mayoritas beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama Kristen dan Budha. di Rukun Warga 03 Kelurahan Isola memiliki satu mesjid jami dan satu mushola. Mesjid jami maupun mushola sering digunakan oleh masyarakat dalam melaksanakan ritual sholat fardu berjamaah. Selain itu masyarkat juga sering mengikuti kegiatan keislaman yang dilaksanakan di RW 03 Kelurahan Isola. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya: Peringatan Hari  Besar Islam, Pengajian Ibu-ibu, Pengajian Bapak-bapak serta pengajian anak-anak.
PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) merupakan program bersama antara seksi kerohanian RW 03 Kelurahan Isola dengan Dewan Kesejahteraan Mesjid. Hampir semua hari besar Islam selalu di peringati dengan acara pengajian (tilawah) dan lomba-lomba. Sementara Pengajian Ibu-ibu merupakan program rutinan yang dilaksanakan seminggu sekali, yaitu hari selasa dan jum’at ba’da ashar. Selain itu RW 03 Kelurahan Isola juga memiliki kegiatan pengajian untuk Bapa-bapa. Sama halnya dengan pengajian Ibu-ibu, pengajian Bapa-bapa juga merupakan program pengajian rutinan, namun dilaksnakan satu minggu sekali, yaitu malam minggu. Selain itu di RW 03 Kelurahan Isola ada pengajian untuk anak-anak yang dilaksanakan ba’da ashar.
Di RW 03 Kelurahan Isola juga ada tokoh agama, yaitu;
c.    Ahmad Kholid, S.Ag.
Beliau pernah berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia, namun beliau memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Gunung Jati dan mendapatkan gelar Sarjana Agama. Sekarang beliau telah mengajar di SMA Pajajaran.
d.   Drs. Holis
Drs Holis adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Pasundan
Selain memberdayakan tokoh agama yang ada di RW03 Kelurahan Isola, pihak Lembaga RW03 Kelurahan Isola pernah melakukan kerjasama dengan salah satu ORMAS Islam yaitu Hizbu Tahrir Indonesia. Namun hal ini tidak berlangsung lama. Karena ideologi dan dakwah yang disampaikan oleh HTI tidak sesuai dengan kultur masyarakat di RW03 Kelurahan Isola.
4.    Kesehatan
Aspek kesehatan di wilayah RW 03 Kelurahan Isola cukup baik di dukung dengan beberapa program kesehatan, diantaranya posyandu untuk penimbangan dan imunisasi balita yang diadakan tanggal 6 pada setiap bulan. Selain itu di RW 03 Kelurahan Isola juga ada penduduk yang berprofesi sebagai dokter. Dia membuka praktek pelayanan kesehatan dirumahnya untuk warga sekitar yang sakit , sarana kesehatan tersebut sudah tercatat di lembaga kesehatan pemerintah kota Bandung . Karena pada dokternya tercatat sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) maka kredibilitas nya tidak diragukan lagi.
Penyakit yang sering diderita oleh warga RW 03 diantaranya darah tinggi, diabetes , dan DBD. Wabah DBD bukan berasala dari wilayah RW 03 Kelurahan Isola, tetapi dibawa oleh warga yang bekerja di daerah lain dan terjangkit DBD .
Menurut Pa Haris partisipasi masyarakat terhadap kesehatan sangat tinggi, dibuktikan dengan kehadiran masyarakat yang membawa balitanya dari 150 balita hanya 1 sampai 3 balita yang tidak hadir. Bahkan ketika mahasiswa kedokteran Universitas Parahyangan mengadakan sosialisasi kesehatan di daerah RW 03 banyak masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut dan antusias mendengarkan semua informasi yang diberikan oleh pemateri .
Tapi telepas dari itu masih ada permaslah kesehatan yang harus dibenahi diantaranya fungsi posyandu yang asalnya hanya untuk balita tapi bisa juga menangani penyakit orang dewasa yang membutuhkan pelayanan kesehatan dan ini hanya bisa ditangani oleh dokter umum, selain itu tidak adanya bangunan posyandu yang permanen sehingga posyandu diadakan di rumah RW 03 yang dirasa tempatnya sangat strategis dan dapat dijangkau dengan mudah oleh semua warga    
5.    Ekonomi
Dalam aspek ekonomi masyarkat RW 03 memili profesi yang berbeda-beda di wilayah RT 01 mayoritas masyarakatnya bermatapencaharian sebagi petani, buruh bangunan, pegawai swasta dan PNS sementara di RT 02 mayoritas masyarakatnya memiliki matapencaharian sebagi buruh, PNS, dan wiraswasta sedangkan di RT 03 mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai pengusaha dan dokter.
Selain itu ada juga warga yang membuka home industri sebagai mata pencahariannya. Home industri tersebut bergerak dibidang kuliner di antaranya : cireng, ketring, kue basah dan kering. Secara kasat mata home indurtri tersebut bisa dikatakan maju tetapi bila dilihat dari kaca mata ekonomi home induatri tersebut masih belum maju segala sesuatunya dilakukan sendiri belum ada manajemen yang baku dan belum memiliki mitra kerja yang bagus baik dengan pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan keterangan dari bapak Haris pendapatan masyarakatnya rata-rata sudah mencapai UMR kota Bandung sebesar 1.200.000,00 rupiah. Bahkan di wilayah RT 03 memiliki pendapatan yang besar karena mayoritas dari mereka adalah para pengusaha besar nasional yang bergerak dibidang perhotelan, garmen dan bank. Jadi, secara garis besar mayarakat RW 03 ini memiliki kemakmuran yang tinggi.
           
6.    Gografis
Secara administasi RW 03 kelurahan Isola kecamatan Sukasari kota Bandung berada pada posisi KM 10,2 ujung utara kota Bandung yang memiliki luas wilayah kurang lebih 136 hektar dengan batas wilayah sebagai berikut:
a.       Sebelah selatan berbatasan dengan RW 04 negla yaitu mulai dari hotel Abadi Asri
b.      Sebelah timur berbatasan dengan RW 02 yaitu jalan Sersan Sodik
c.       Sebelah utara berbatasan dengan RW 01
d.      Sebelah barat dibatasi oleh sungai cibeeureum
Wilayah RW 03 dibagi kedalam tiga RT yaitu RT 01, 02, dan RT 03. Wilayah RT 01 berada di posisi paling utara dan langsung berbatasan dengan RW 01 sedangkan RT 03 berada paling selatan yang berbatasan dengan RW 04. Sementara kondisi masing-masing RT adalah sebagai berikut :
a.       RT 01 memiliki wilayah kurang lebih 20% atau kurang lebih 27 hektar
b.      RT 02 memiliki luas wilayah kurang lebih 35% atau kurang lebih 47 hektar
c.       RT 03 memiliki luas wilayah  kuarang lebih 45% atau kuarang lebih 62 hektar.
Di wilayah RW 03 masih terdapat lahan pertanian yang digunakan oleh penduduk sebagai mata pencaharian dengan luas wilayah kurang lebih 10%. Hal ini sifatnya sebagai penggarap karena kepemilikan lahan milikorang lain atau tanah garapan. Sementara untuk sumber kehidupan dalam hal ini sarana air bagi RW 03 mengandalkan dari sumber air solokan coblong yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seharti-hari dan kebutuhan pertanian.
Sarana jalan yang ada di RW 03 yang menghubungkan tiap-tiap rukun tetangga kondisinya sampai saat ini sebagian (30%) telah diperbaiki melalui.
Sementara jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat di wilayah RT 03 sampai saat ini belum tersentuh.  Sarana jalan merupakan sarana transpeotasi warga yang sangat penting sehingga kondisinya perlu perawatan guna terciptanya kenyamanan dan keamanan pengguna jalan.
.
7.    Seni, Sosial Budaya
Di bidang seni, sosial budaya RW 03 merupakan salah satu RW yang memeliihara seni tradisional itu terbukti dengan adanya grup degung, selain itu ada juga kesenian modernnya seperti elektun yang di kooordinir oleh karang taruna dan ibu-ibu dari PKK.
     Disinggung masalah partisipasi Pa haris selaku ketua RW di sana menjelaskan bahwa warganya sangat partisipatif terhadap program atau kegiatan-kegiatan yang biasa mereka jalankan, walaupun masih ada satu atau dua yang tingkat partisipasinya agak kurang tapi secara keseluruhan cukup bagus, kalaupun ketika mereka berhalangan hadir metreka selalu memberikan sumbangannya untuk kelancaran kegiatan.
Kegiatan untuk mengembangkan generasi muda di RW 03 Pa Haris memiliki perograng yang cukup melayani masyarakat yaitu dengan mengadakan kursus pelatihan sablon dan las supaya para pemuda dari RW 03 ini mampu berwirausaha sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing sehingga mampu menghidupi kebutruhannya sendiri.  
Dalam hal kepedulianpun menjadi prioritas kegiatan yang sering di jalankan oleh warga masyarakat itu terbukti dengan adanya kegiatan program subsidi silang yang diberikan oleh warga RT 03 kepada warga RT lain yang lebih membutuhkan, baik berupa sembako uang ataupun barang lainnya.
8.    Lingkungan Hidup
Dilihat dari msalah lingkungan hidup warga RW 03 ini bisa dikatakan wilayah yang memeiliki kepedulian yang cukup tinggi terhadap lingkungan hidup itu terbukti dengan wilayah mereka yang terlihat selalu bersih dan rapi bahkan mereka juga pernah mengikutsertakan daerahnya dalam acara Bandung go green clean, walaupun pada saat itu tidak menjadi juara namun mereka telah membuktikannya dengan satu-satunya wakil dari kelurahan isola yang mengikuti acara tersebut.
Di RW 03 ini juga sering mengadakan kerja bakti untuk menjaga kebersihan dan keasrian lingkungannya misalnya dengan adanya program jum’at bersih yang merupakan program rutinan.
Selain itu masyarakat RW 03 cukup tanggap terhadap penanganan sampah. Sampah merupakan sisa atau kotoran yang sudah tidak dipakai atau dipergunakan lagi akibat dari aktifitas warga sehari-hari. Sampah ini sangat memberi dampak terhadap suatu daerah baik dampak buruknya maupun dampak positifnya. Sampah apabila tidak dikelola dengan baik maka akan memberi dampak negatif terhadap daerah baik dari pencemarana polusi, penyakit atau kondisi daerah yang tidak nyaman. Sehingga agar bisa memberi dampak yang positif terhadap daerah maka perlu sistem pengelolaan sampah yang baik dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan warga baik sebagai kompos, bahan bakar atau sesuatu yang dapat bermanfaat sehingga dari pengelolaan sampah yang baik diharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Proses perencanaan di RW 03 dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesadarna warga. Yang meliputi :
a.       Kesadaran terhadap membuang sampah pada tempatnya
b.      Kegunaan atau manfaaat sampah apabila dikelola dengan baik
c.       Kesadaran untuk memilah sampah organik dan nonorganik
d.      Partisipasi warga terhadap penanganan sampah
e.       Pembelajaran mengenai penanganan sampah agar bisa dimanfaatkan
f.       Pengelolaan sampah secara mandiri
g.      Penggunaan tenaga kerja dalam penanganan sampah 

E.  Subjek Pelaku Identifikasi
1.    Nama     : Permadi
NIM       : 1103904
TTL        : Ciamis, 31 Juli 1992
Alamat   : Dusun Gunung Sari, RT/RW 04/04 Desa Panyingkiran
 Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamisi
No Tlp   : 085724410743
Email     : permadiharlan@gmail.com

2.    Nama     : Taofik Silmy
NIM       : 1100493
TTL          : Bandung, 14 Juli 1992
Alamat   : Jalan Babakan Radio RT. 01/07 Ds. Rancaekek wetan
  Kec. Rancaekek Kab. Bandung
No Tlp   : 089658567432
Email     : opick_lemans@yahoo.com

3.    Nama     : Ahmad Firmansah
NIM       : 1103078
TTL        : Garut, 7 Juli 1992 (paling kolot)
Alamat   : Jalan Rancabuaya Garut
No Tlp   : 085794923092
Email     : Ahmadfirmansyah46@yahoo.co.id




BAB III
ANALISIS
A.      Strength (kekuatan)
Setelah kami analisis, yang menjadi kekuatan bagi RW 03 adalah ketua RW 03 yang merupakan lulusan perguruan tinggi hal  ini bisa menjadi kekuatan karena dengan adanya kekuasaan dari seorang yang memiliki pengalaman pendidikan yang tinggi dia bisa lebih mampu dan paham cara-cara berorganisasi, apalagi Pa Haris selaku ketua RW merupakan orang yang berpendidikan, ketika kuliahnya aktif diorganisasi. Ini menjadi kekuatan yang dimilikinya untuk mengaplikasikannya di RW.
            Selain itu, di RW 03 cukup kuat dalam hal finansial karena sebagian dari warganya adalah pengusaha besar nasional sehingga mampu membantu dalam hal program pembangunan. Jadi setiap program yang mereka jalankan tidak terelalu terpaku dengan dana dari pemerintah.
Disamping itu ada warga RW 03 berprofesi sebagai dokter dan dia merupakan dokter yang profesional dan merupakan anggota dari IDI(ikatan doker Indonesia) yang bisa dipartisipasikan dalam kegiatan-kegiatan kesehatan seperti posyandu dll.
Ibu PKK di daerah tersebut memiliki prospek kerja yang bagus yang selalu  berperan aktif dalam membantu program RW. Seperti posyandu, majlis ta’lim dll.
Karang taruna di RW 03 memiliki partisipatif yang tinggi terhadap program kerja KETUA RW terutama dalam bidang keahlian.
            Walaupun dalam hal ekonomi dan status yang berbeda diantara warganya tetapi warga RW 03 sangat harmonis dan sejalan dengan prograng yang di canangkan oleh pihak RW sehingga stabilitas sosialnya stabil.
B.       Weakness (Kelemahan)
Sarana prasarana masih kurang memadai diberbagai bidang terutama dibidang kesehatan.
Kurangnya lahan dan tanah karena sudah dipadati pembangunan rumah dan kos-kosan menjadikan RW 03 ini padat dan kurang dari pepohonan. Sehingga untuk membangun sarana dan prasarana RW agaknya kekurangan lahan.
Karang taruna hanya berpasrtisipatif dalam sebagian bidang (olahraga, kepelatihan dan kursus) namun tidak di barengi pada bidang yang lainnya.
C.      Opportunity (Peluang)
Kawasan RW 03 merupakan kawasan yang memiliki perumahan elit dengan penghuninya adalah para pengusaha besar, hal itu bisa jadi kemitraan bagi kaum home industri untuk menjalin kerja sama dengan pengusaha-pengusaha yang sudah besar tersebut sehingga bisa jadi mitra kerja dan memasukan produk home industri dan mempromosikan kepada pihak lain oleh  perusahaan milik warga RT 03.
Selain itu karang taruna di daerah tersebut sudah mendapatkan kursus pelatihan sablon dan las sehingga memungkinkan untuk kedepannya berpotensi untuk membuka usaha di bidang sablon las
Daerah RW 03 sudah menjadi RW percontohan dalam berbagai program yang dicanangkan pemerintah sehingga kedepannya memungkinkan akan lebih mudah dalam mengajukan bantuan kepada pemerintah karena sudah memiliki kiprah yang baik dalam hal pembangunan.
D.      Threathment (Ancaman)
            Ketidakmerataan strata ekonomi RT, akan memunculkan kecemburuan sosial. Kepadatan penduduk bisa juga menjadi ancaman terjadinya ledakan penduduk, pendataan penduduk yang sulit, serta sikap-sikap individual masyarakat bisa menjadi ancaman bagi RW 03.
            Di daerah RW 03 mayoritas penduduknya beragama islam dan juga terdiri dari berbagai golongan. Ketika salah satu dari golongan itu melakukan kegiatan tetapi tidak meminta izin dulu ke pihak RW akan mengancam terhadap stabilitas sosial dimasyarakat.


Strength (s)
1.      Kertua RW yang kompeten dan berpendidikan tinggi
2.      Sebagian warganya pengusaha besar
Weakness (w)
1.tidak ada lahan kosong
2.karang tarunanya tingkat partisipasinya pilih-pilih

Opurtunities (o)
1.      Kemitraan kerja
2.      Pembukaan usaha baru
SO Strategies
Menghubungkan pengusaha besar dan pelaku home industri dengan bantuan ketua RW untuk mengembangkan usaha yang telah ada atau membuka usaha baru
WO Strategies
Menjalankan program yang tidak memerlukan banyak lahan serta program tersebut harus sesuai dengan minat dan bakat pemuda.
Threats (T)
Rentan kecemburuan sosial yang
ST (Strategies)
Mengembangkan subsidi silang yang selama ini sudah berjalan selain itu pihak RW bertugas sebagai pengatur dan pengawas
WT Strategies
Memberi lahan pada karang taruna untuk berwirausaha untuk menanggulangi angka pengangguran





BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Permasalahan yang ada di Indonesia biasanya menyangkut segala aspek. Seperti permasalahan di bidang pendidikan yaitu kurang meratanya pendidikan di Indonesia,  di bidang ekonomi yaitu standar ekonomi masyarakat yang minim, yang didalamnya termasuk kemiskinan, keterbelakangan dan pengangguran terbukti angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi. Berdasar data Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia (BPS) pada Februari 2012 menunjukan bahwa 11,96 persen atau 29,13 juta penduduk Indonesia tergolong kategori penduduk miskin. Pengangguran sebanyak 6,32% atau 7,61 juta orang (detik.com).
Dari data empirik diatas dapat disimpulkan, bahwa masalah yang dialami Indonesia ujung-ujungnya adalah  bagaimana mengembangkan dan memberdayakan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang ada. Karena jumlah penduduk Indonesia sendiri sangat padat, ini adalah sebuah potensi yang menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi bangsa untuk segera mencari solusi dan bergerak maju mengatasi berbagai permasalahan
Konsep pengembangan sosial pengembangan masyarakat menyebutkan arah pertama yang harus dikembangkan adalah potensi, yaitu potensi Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan kapasitas intelektual, karena inilah dasar. Yang  kedua adalah potensi ekonomi, bagaimana mengatasi kemiskinan dengan memanfaatkan kapasitas pengetahuan itu yang disesuaikan dengan minat serta kebutuhan masyarakat. Untuk diadaptasi dalam menghadapi persaingan dan derasnya arus globalisasi, agar tak semakin ketinggalan.
Pendidikan di Indonesia dalam Sistem Pendidikan Nasional  dibagi ke dalam 3 jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal. Jalur pendidikan yang menyentuh sasaran yang begitu luas hingga berbagai kalangan masyarakat adalah jalur pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah.
Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi, pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal) berusaha mencari jawaban dengan menelusuri pola-pola pendidikan yang ada, seperti pesantren, dan pendidikan keagamaan lainnya yang keberadaannya sudah jauh sebelum Indonesia merdeka, bertahan hidup sampai sekarang dan dicintai, dihargai dan diminati serta berakar dalam masyarakat. Kelanggengan lembaga-lembaga tersebut karena tumbuh dan berkembang, dibiayai dan dikelola oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat merasakan adanya kebermaknaan dari program-program belajar yang disajikan bagi kehidupannya, karena pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Ada 3 tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari infor masi, kemampuan untuk mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Kami melakukan identifikasi di RW 03 kelurahan Isola kecamatan Sukasari  kota Bandung. Dari hasil identifasi tersebut kami mendapatkan beberapa aspek yang menjadi sorotan utama di antaranya:
1.      Aspek Demografi
RW 03 ini terdiri dari 3 RT yaitu RT yaitu terdiri dari RT 01, RT 02 , RT 03. Ketiga RT tersebut memiliki struktur kependudukan yang berbeda, yaitu RT 01 warga asli etnis sunda, RT 02 50 % warga asli 50 % warga etnis cina, dan RT 03 mayoritas keturunan eropa dan cina ( tionghoa ). Selain itu, kepala keluarga di RW 03 juga terdiri dari Kepala keluarga Tetap dan Kepala Keluarga Sementara
2.      Aspek Pendidikan
Dalam aspek pendidikan Masyarakat RW 03 Kelurahan Isola merupakan masyarakat yang heterogen dalam arti pendidilkan masyarakat disitu memiliki latar belakang yang berbeda-beda ada yang lulusan PT, SMA, SMP, SD bahkan ada juga yang tidak lulus SD sama sekali tapi rata-rata pendidikan terakhirnya adalah lulusan SMA
3.      Aspek Agama
Masyarakat di Rukun Warga 03 Kelurahan Isola mayoritas beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama Kristen dan Budha. di Rukun Warga 03 Kelurahan Isola memiliki satu mesjid jami dan satu mushola.
4.      Aspek Kesehatan
Aspek kesehatan di wilayah RW 03 Kelurahan Isola cukup baik di dukung dengan beberapa program kesehatan, diantaranya posyandu untuk penimbangan dan imunisasi balita yang diadakan tanggal 6 pada setiap bulan. Selain itu di RW 03 Kelurahan Isola juga ada penduduk yang berprofesi sebagai dokter.
5.      Aspek Ekonomi
Dalam aspek ekonomi masyarkat RW 03 memili profesi yang berbeda-beda di wilayah RT 01 mayoritas masyarakatnya bermatapencaharian sebagi petani, buruh bangunan, pegawai swasta dan PNS sementara di RT 02 mayoritas masyarakatnya memiliki matapencaharian sebagi buruh, PNS, dan wiraswasta sedangkan di RT 03 mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai pengusaha dan dokter.
6.      Aspek Geografis
Secara administasi RW 03 kelurahan Isola kecamatan Sukasari kota Bandung berada pada posisi KM 10,2 ujung utara kota Bandung yang memiliki luas wilayah kurang lebih 136 hektar dengan batas wilayah sebagai berikut:
a.       Sebelah selatan berbatasan dengan RW 04 negla yaitu mulai dari hotel Abadi Asri
b.      Sebelah timur berbatasan dengan RW 02 yaitu jalan Sersan Sodik
c.       Sebelah utara berbatasan dengan RW 01
d.      Sebelah barat dibatasi oleh sungai cibeeureum
7.      Aspek Sosial Budaya
Di bidang seni, sosial budaya RW 03 merupakan salah satu RW yang memeliihara seni tradisional itu terbukti dengan adanya grup degung, selain itu ada juga kesenian modernnya seperti elektun yang di kooordinir oleh karang taruna dan ibu-ibu dari PKK. Selain itu Kegiatan untuk mengembangkan generasi muda di RW 03 Pa Haris memiliki perograng yang cukup melayani masyarakat yaitu dengan mengadakan kursus pelatihan soft skill diantaranya pelatihan sablon dan las supaya para pemuda dari RW 03 ini mampu berwirausaha sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing sehingga mampu menghidupi kebutruhannya sendiri.  













B.       Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari identifikasi di RW 03 kelurahan Isola Kecamatan Sukasari kota bandung tersebut kami merekomendasikan beberapa hal diantaranya:
1.      Aspek pendidikan
a.       Diadakannya pelatihan bagi tutor PAUD untuk meningkatkan kompetensi tutor PAUD tersebut.
2.      Aspek Ekonomi
a.       Pengadaan koperasi untuk memasarkan produk home industri
b.      Pengadaan pelatihan dan kursus tentang kewirausahaan home industri.
3.      Aspek Kesehatan
a.       Membangun gedung posyandu yang permanen
4.      Aspek Lingkungan Hidup
a.       Mengembangkan kembali bank sampah







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About