BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam perspektif
teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai orang secara beragam,
bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang dipegangnya.
Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks akademik merupakan
sesuatu yang lumrah, bahkan semakin memperkaya khazanah berfikir manusia dan
bermanfaat untuk pengembangan teori itu sendiri.
Kepedulian pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang lebih
berkualitas diawali dari adanya program pendidikan yang bermutu. Salah satu
kebijakan tersebut adalah adanya program pendidikan wajib belajar 9 tahun.
Program wajib belajar 9 tahun ini dicanangkan pada tahun 1994 yang merupakan
kelanjutan dari program wajib belajar 6 tahun. Sejak tahun 1984, tepatnya pada
masa Menteri Pendidikan Nugroho Notosusanto pendidikan, wajib belajar 9 tahun
sudah ditetapkan. Namun pada waktu itu pendidikan belum dapat dinikmati oleh
seluruh anak Indonesia. Sebab, akses ekonomi masyarakat Indonesia belum
mencukupi untuk bisa mengenyam pendidikan secara komplit. Padahal, bagi bangsa
Indonesia pendidikan sesungguhnya adalah komitmen antara Pemerintah dan
masyarakat, seperti yang tertuang dalam UUD 1945 bahwa tujuan negara adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan wajib belajar 9 tahun sejalan dengan semangat untuk
membebaskan bangsa Indonesia dari kungkungan kebodohan dan kemiskinan, jalan
satu-satunya adalah dengan pendidikan. Pada batang tubuh pasal 31 UUD 1945
lebih tegas lagi menyatakan (1) Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan, dan (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
Perlu diketahui bahwa dalam pendidikan terdapat satuan
pendidikan, adapun yang di maksud dengan satuan pendidikan adalah kelompok
layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur Formal, Non
Formal dan Informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan ayat
11 UU No 20 Tahun 2003, Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi. Dalam ayat 12, Pendidikan Non Formal adalah jalur
pendidikan di luar Pendidikan Formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang. Dan dalam ayat 13, Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, maka Pendidikan
Nonformal/Pendidikan Luar Sekolah merupakan salah satu jalur dari
penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia.
Pendidikan Luar
Sekolah sudah hadir di Indonesia sejak lama bahkan sebelum masa kemerdekaan.
Pendidikan Luar Sekolah ini di dalam Peraturan Pemerintah No. 73/1991 bertujuan
untuk melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin
dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu pendididkannya,
memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur
pendidikan sekolah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dibutuhkan
program-program Pendidikan Luar Sekolah yang dapat menunjang hal tersebut.
Pendidikan Luar
Sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan
pelaksanaannya berbeda dengan sistem sekolah yang ada. Menurut Phillip H. Combs
mengungkapkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan
yang terorganisir yang diselenggarakan diluar sistem formal, baik tersendiri
maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk
memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan belajar.
Perkembangan program-program Pendidikan Luar Sekolah di masyarakat
berlangsung sedemikian pesat seirama dengan derasnya gerak langkah pembangunan,
modernisasi, dan industrialisasi, yang antara lain melahirkan ledakan kebutuhan
akan layanan pendidikan luar sekolah di luar sistem persekolahan. Hal ini
ditandai dengan maraknya penyelenggaraan berbagai jenis kursus, pelatihan,
penyuluhan, serta program-program layanan bimbingan dan pendampingan di dalam
rangka pemberdayaan dan pengembangan masyarakat. Lembaga pemberi kursus
berkembang pesat dimana-mana, terutama di kota-kota besar. Program-program
pelatihan juga tumbuh subur, baik di dalam lingkungan organisasi bisnis,
pemerintahan, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Berbagai macam kegiatan
penyuluhan, bimbingan, dan pendampingan bagi kelompok atau lapisan masyarakat masih kurang beruntung juga berkembang pesat, baik
yang diorganisir oleh Dinas atau Instansi Pemerintah, maupun Lembaga Swadaya
Masyarakat.
Sesuai dengan
visi Pendidikan Luar Sekolah yakni terwujudnya
pelaksanaan program pendidikan masyarakat dalam upaya meningkatkan
keterampilan, pengetahuan dan sikap/etos kerja untuk menunjang peningkatan
kesejahteraan dan kualitas hidup yang berlandaskan iman dan taqwa melalui
pendidikan masyarakat yang lebih layak. Maka dari itu, kami akan
melakukan suatu identifikasi untuk mengetahui berbagai potensi, prioritas dan
sumber/penyebab permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya warga masyarakat
Kelurahan Isola RW 03, sehingga kami bisa mengetahui penyebab-penyebab permasalahan
yang terdapat di dalam masyarakat itu sendiri dan bisa mengetahui
kebutuhan-kebutuhan masyarakat agar diharapkan bisa meningkatkan keterampilan
dari warga masyarakat.
Adapun kondisi
wilayah Kelurahan Isola, khususnya RW 03 yang terdapat di daerah jalan sersan
sodik dengan luas 136 hektar dengan batas wilayah sebelah selatan berbatasan
dengan RW 04 negla yaitu mulai dari hotel abadi asri, sebelah timur berbatasan
dengan RW 02 yaitu jalan sersan sodik sebelah utara berbatasan dengan RW 01,
sebelah barat berbatasan dengan sungai Cibeureum.
B. Tujuan
Kami
melaksanakan identifikasi di wilayah Kelurahan Isola tepatnya di RW 03 dengan tujuan:
1.
Untuk mengetahui tentang potensi sumber
daya alam yang dimiliki;
2.
Untuk mengetahui tentang potensi sosial masyarakat;
3.
Untuk mengetahui potensi perekonomian
masyarakat;
4.
Untuk mengetahui potensi adat;
5.
Untuk mengetahui potensi
lembaga/kelompok kegiatan yang ada latar belakangnya, strukturnya, kegiatannya,
dan lain-lain (termasuk lembaga pelayanan seperti pemerintah maupun non
pemerintah);
6.
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi
masalah-masalah masyarakat;
7.
Untuk mengetahui prioritas dan penyebab
masalah;
8.
Untuk mengetahui peluang-peluang
pengembangan yang dapat
dilakukan
C.
.Hasil yang Dicapai
Dari
identifikasi yang penyusun lakukan, penyusun
mendapatakan banyak informasi tentang keadaan, potensi dan
kebutuhan masyarakat. Keadaan, potensi
dan kebutuhan masyarakat yang banyak,
sehingga penyusun membaginya menjadi beberapa aspek yaitu:
1. Demografi
Yaitu pengetahuan
tentang kependudukan yang di dalamnya meliputi:
a. Jumlah RT di RW 03
b. Jumlah kepala keluarga di RW 03
c. Jumlah penduduk laki-laki
d. Jumlah penduduk perempuan
2. Pendidikan
Yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, di antaranya :
a. Jumlah sarana dan prasarana pendidikan
b. Jumlah pendidik yang terdapat di daerah tersebut
c. Jumlah peserta didik di setiap jenjang pendidikan
d. Keberadaan lembaga pendidikan baik formal maupun
nonformal.
3. Agama
Yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan kepercayaan yang di peluk oleh masing-masing individu yang
diantaranya meliputi:
a. Agama yang di anut oleh masyarakat RW 03
b. Sarana dan prasarana keagamaan
c. Jumlah tokoh agama
d. Kegiatan-kegiatan keagamaan
e. Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan
4. Kesehatan
Yaitu aspek yang
berkaitan dengan kondisi kesehatan masyarkat yang diantaranya meliputi :
a. Sarana dan prasarana kesehatan
b. Pelayanan kesehatan
c. Jumlah perawat (dokter)
d. Penyakit yang
biasa di derita oleh warga
5. Ekonomi
Yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan kebutuhan sehari-hari diantaranya meliputi :
a. Mayoritas mata pencaharian masyarakat
b. Tingkat pendapatan warga perkapita
c. Keberadaan home industri
6. Gografis
Yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan kondisi wilayah diantaranya meliputi :
a. Batas administratif
b. Pembagian wilayah
c. Luas wilayah
d. Lahan pertanian
e. Jenis dataran
f. Jumlah fasilitas umum
7. Sosial Budaya
Yaitu hal-hal yang
berkenaan dengan kegiatan sosial dan kebudayaan masyarakat yang diantaranya
meliputi :
a. Swadaya masyarakat
b. Partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan
BAB II
DESKRIPSI PELAKSANAAN
IDENTIFIKASI
A.
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
identifikasi dimulai dengan pemilihan
daerah yang diprioritaskan daerah disekitar kampus UPI yang kemudian ada
beberapa rekomendasi dari tim dosen yaitu di daerah kelurahan Isola,
Gegerkalong dan Cidadap, kemudian ditindak lanjuti dengan rapat mahsiswa yang
mengontrak mata kuliah tekhnik identifikasi. Selanjutnya di sepakatilah daerah
yang sebelumnya direkomendasikan oleh tim dosen tersebut yaitu kelurahan Isola,
Gegerkalong dan Cidadap. Tahap selanjutnya mahasiswa membentuk tim kecil yang
bertugas untuk mengurusi perijinan observasi. Kemudian tim kecil tersebut
memulai tugasnya dengan melengkapi administrasi observasi yang kemudian di
lanjut ke bagian KESBANG kota Bandung yang berada di jalan Wastukencana no 2
bandung. Selesai melengkapi administrasi di KESBANG tim kecil yang tadi
meneruskan tugasnya dengan langsung melengkapi administrasi di tiga kelurahan tersebut (Isola, Gegerkalong dan Cidadap).
Setelah
selesai melengkapi administrasi di kelurahan, mahasiswa di bagi dalam 21
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang, kemudian masing-masing kelompok diberi tugas
untuk melakukan observasi disetiap RW yang berbeda. Kami mendapat tugas di RW
03 kelurahan Isola kecamatan Sukasari
kota Bandung.
Setelah
mendapatkan keputusan yang pasti tentang tempat yang akan diobservasi, langkah
yang pertama kami lakukan adalah menyusun design observasi dan instrumen
wawancara yang dibantu oleh tim dosen mata kuliah teknik identifikasi. Pada
tahap selanjutnya kami melakukan observasi di RW 03 yang dilakukan pada tanggal
17 & 18 November 2012, tepatnya pukul 13.00-15.00 dan pukul 19.00-21.00.
Dalam pelaksanaan identifikasi, tim penyusun menyesuaikan waktu dan tempat
pelaksanaan dengan kesediaan dan kesiapan dari nara sumber.
B.
Teknik dan Metode
Secara garis besar pengertian
metode menurut Winarno (1994: 131) yaitu: “Cara utama yang dipergunakan untuk
mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan
mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.
a.
Metode
Metode yang akan digunakan dalam
identifikasi ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam hal ini pendekatan
kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (Lexy J. Moleong, 1996: 3) didefinisikan
sebagai “prosedur pendekatan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Untuk memperoleh data yang diperlukan
oleh kami yang akan melakukan identifikasi, maka dalam hal ini menggunakan
teknik studi kasus, yakni studi yang
dilakukan secara intensif dan terinci, yang dilakukan secara intensif, terinci
dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Sedangkan
sifat khas dari studi kasus adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk
mempertahankan keutuhan dari objek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka
studi kasus, dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi.
b.
Teknik
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
teknik wawancara atau dialog, yaitu sebagai suatu proses tanya jawab lisan,
dalam mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat
melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinganya sendiri suaranya,
tampaknya merupakan alat pengumpulan informasi yang langsung tentang bebrapa
jenis data sosial, baik yang terpendam maupun yang manifest. Yaitu wawancara
dan dialog seperti minat dan kebutuhan, dialog permasalahan apa yang ada dalam
masyarakat, atau wawancara sumber potensi yang ada di masyarakat. Jenis wawancara
yang digunakan yaitu wawancara terbuka dan terstruktur.
Selanjutnya, teknik observasi. Observasi
diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena
yang diselidiki, contohnya meliputi observasi yang meliputi: Observasi Lingkungan
Fisik, Observasi lingkungan sosial masyarakat, observasi dan dokumentasi
potensi dan sumber daya manusia. Kemudian teknik dokumentasi atau studi
literatur dan teknik penyebaran angket.
C.
Sumber Informasi
Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu
persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi
yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau
data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan
tersebut. Adapun dalam kegiatan observasi ini, yang kami jadikan sebagai
informan adalah:
1.
Ketua RW 03 kelurahan Isola kecamatan
Sukasari Kota Bandung
Nama : Asep Haris Keswara,
SAP
Tempat, tanggal lahir :
Bandung 13 Juli 1972
Alamat Rumah :
Jl. Sersan Sodik No. 10 RT 01/03 Kelurahan Isola
Kecamatan Sukasari Kota Bandung.
Agama
: Islam
2.
Dokumen program kerja RW
D.
Aspek yang Diidentifikasi
1.
Aspek Demografi
Rukun
Warga 03 Kelurahan Isola memiliki tiga
Rukun Tetangga, yaitu; terdiri dari RT. 01, RT. 02 , RT. 03. Ketiga
RT tersebut memiliki struktur kependudukan yang berbeda, yaitu; RT. 01 warga asli etnis sunda, RT. 02 50 % warga asli 50 % warga etnis cina,
dan RT.03 mayoritas
keturunan eropa dan cina ( tionghoa ).
Selain
itu, kepala keluarga di RW 03 juga terdiri dari Kepala keluarga Tetap dan
Kepala Keluarga Sementara. Berikut adalah spesifikasinya;
a.
RT. 01 jumlah kepala keluarga 137, jumlah penduduk 573 jiwa
Jumlah kepala keluarga tetap 133
Jumlah kepala keluarga sementara 4
Jumlah laki-laki 304 orang
Jumlah perempuan 269 orang
b.
RT. 02 jumlah kepala keluarga 126, jumlah penduduk 357
jiwa
Jumlah
laki-laki 147 orang
Jumlah
perempuan 210 orang
c.
RT. 03 jumlah kepala keluarga 89, jumlah penduduk 250
jiwa
Jumlah kepala keluarga tetap 64
Jumlah kepala keluarga sementara 25
Jumlah
laki-laki 101 orang
Jumlah perempuan 149 orang
2.
Aspek Pendidikan
Jika dilihat dari aspek pendidikan Masyarakat RW 03
Kelurahan Isola merupakan masyarakat yang heterogen dalam arti pendidilkan masyarakat
disitu memiliki latar belakang yang berbeda-beda ada yang lulusan PT, SMA, SMP,
SD bahkan ada juga yang tidak lulus SD sama sekali tapi rata-rata pendidikan
terakhirnya adalah lulusan SMA. Untuk menindaklanjuti masyarakat yang
pendidikannya rendah untuk sementara ini dapat di atasi dengan diadakannya
program pelatihan bagi warga yang belum mendapat pekerjaan atau siapa saja yang
membutuhkan. Mengenai masyarakat yang tidak lulus SD sama sekali itu terjadi
pada warga yang umurnya sudah lanjut antara 40-50 tahun tapi itu sudah ada proses penanggulangannya dengan mengadakan
paket A, B, dan C walaupun itu di tangani oleh lembaga ekternal.
Ketika narasumber disinggung tentang sarana dan prasarana
atau lembaga pendidikan yang ada di RW 03 beliau mengatakan bahwa didaerahnya
belum banyak lembaga pendidikan yang berkecimpung baik formal maupun nonformal,
lembaga yang sementara ini sudah ada adalah lembaga PAUD dan TK. Menurut bapak
Haris selaku ketua RW 03 kelurahan Isola
lembaga-lembaga tersebut merupakan inisiatif masyarakat yang sampaikan kepada
ketua RW yang kemudian oleh ketua RW di realisasikan dengan menugaskan salah
satu warganya yang lebih kompeten dibidang itu. Perkembangannya cukup bagus
walaupun baru dirintis selama dua tahun dan sudah banyak dari RW lainpun yang
menyekolahkan anaknya di lembaga tersebut.
Ketika di tanya tentang pendidikan keagamaan narasumber
mengatakan bahwa pendidikan Keagamaan di RW 03 berjalan
dengan baik, dan rutin apalagi wilayah RW 03 ini. Pengajian ibu-ibu di tiap RT
pun berjalan lancar khusunya di RT
01 dan RT 02 di beberapa mesjid yang biasa digunakan yang
diantaranya di daerah RT 01
dan RT 02
yaitu mesjid Al-Muawwanah dan mesjid Al-Mumin yang
biasa diisi dengan kegiatan-kegiatan pengajian bap-bapa, ibu-ibu, dan
anak-anak. Di RW 03 ini terdiri dari
beberapa majelis ta’lim di RT
01 dan RT 02.
3.
Aspek Agama
Masyarakat di Rukun Warga 03
Kelurahan Isola mayoritas beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama
Kristen dan Budha. di Rukun Warga 03 Kelurahan Isola memiliki satu mesjid jami
dan satu mushola. Mesjid jami maupun mushola sering digunakan oleh masyarakat
dalam melaksanakan ritual sholat fardu berjamaah. Selain itu masyarkat juga
sering mengikuti kegiatan keislaman yang dilaksanakan di RW 03 Kelurahan Isola.
Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya: Peringatan Hari Besar Islam, Pengajian Ibu-ibu, Pengajian
Bapak-bapak serta pengajian anak-anak.
PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)
merupakan program bersama antara seksi kerohanian RW 03 Kelurahan Isola dengan
Dewan Kesejahteraan Mesjid. Hampir semua hari besar Islam selalu di peringati
dengan acara pengajian (tilawah) dan lomba-lomba. Sementara Pengajian Ibu-ibu
merupakan program rutinan yang dilaksanakan seminggu sekali, yaitu hari selasa
dan jum’at ba’da ashar. Selain itu RW 03 Kelurahan Isola juga memiliki kegiatan
pengajian untuk Bapa-bapa. Sama halnya dengan pengajian Ibu-ibu, pengajian
Bapa-bapa juga merupakan program pengajian rutinan, namun dilaksnakan satu
minggu sekali, yaitu malam minggu. Selain itu di RW 03 Kelurahan Isola ada
pengajian untuk anak-anak yang dilaksanakan ba’da ashar.
Di
RW 03 Kelurahan Isola juga ada tokoh agama, yaitu;
c. Ahmad Kholid, S.Ag.
Beliau pernah berkuliah di
Universitas Pendidikan Indonesia, namun beliau memilih untuk melanjutkan
pendidikannya di Universitas Islam Negeri Gunung Jati dan mendapatkan gelar
Sarjana Agama. Sekarang beliau telah mengajar di SMA Pajajaran.
d. Drs. Holis
Drs Holis adalah seorang guru
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Pasundan
Selain memberdayakan tokoh agama
yang ada di RW03 Kelurahan Isola, pihak Lembaga RW03 Kelurahan Isola pernah
melakukan kerjasama dengan salah satu ORMAS Islam yaitu Hizbu Tahrir Indonesia.
Namun hal ini tidak berlangsung lama. Karena ideologi dan dakwah yang
disampaikan oleh HTI tidak sesuai dengan kultur masyarakat di RW03 Kelurahan
Isola.
4.
Kesehatan
Aspek kesehatan di wilayah RW 03
Kelurahan Isola cukup baik di dukung dengan beberapa program kesehatan,
diantaranya posyandu untuk penimbangan dan imunisasi balita yang diadakan
tanggal 6 pada setiap bulan. Selain itu di RW 03 Kelurahan Isola juga ada
penduduk yang berprofesi sebagai dokter. Dia membuka praktek pelayanan
kesehatan dirumahnya untuk warga sekitar yang sakit , sarana kesehatan tersebut
sudah tercatat di lembaga kesehatan pemerintah kota Bandung . Karena pada
dokternya tercatat sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) maka
kredibilitas nya tidak diragukan lagi.
Penyakit yang sering diderita oleh
warga RW 03 diantaranya darah tinggi, diabetes , dan DBD. Wabah DBD bukan
berasala dari wilayah RW 03 Kelurahan Isola, tetapi dibawa oleh warga yang
bekerja di daerah lain dan terjangkit DBD .
Menurut Pa Haris partisipasi
masyarakat terhadap kesehatan sangat tinggi, dibuktikan dengan kehadiran
masyarakat yang membawa balitanya dari 150 balita hanya 1 sampai 3 balita yang
tidak hadir. Bahkan ketika mahasiswa kedokteran Universitas Parahyangan
mengadakan sosialisasi kesehatan di daerah RW 03 banyak masyarakat yang
mengikuti kegiatan tersebut dan antusias mendengarkan semua informasi yang
diberikan oleh pemateri .
Tapi telepas dari itu masih ada
permaslah kesehatan yang harus dibenahi diantaranya fungsi posyandu yang
asalnya hanya untuk balita tapi bisa juga menangani penyakit orang dewasa yang
membutuhkan pelayanan kesehatan dan ini hanya bisa ditangani oleh dokter umum,
selain itu tidak adanya bangunan posyandu yang permanen sehingga posyandu
diadakan di rumah RW 03 yang dirasa tempatnya sangat strategis dan dapat
dijangkau dengan mudah oleh semua warga
5.
Ekonomi
Dalam aspek ekonomi
masyarkat RW 03 memili profesi yang berbeda-beda di wilayah RT 01 mayoritas
masyarakatnya bermatapencaharian sebagi petani, buruh bangunan, pegawai swasta
dan PNS sementara di RT 02 mayoritas masyarakatnya memiliki matapencaharian
sebagi buruh, PNS, dan wiraswasta sedangkan di RT 03 mayoritas penduduknya
bermata pencaharian sebagai pengusaha dan dokter.
Selain itu ada juga
warga yang membuka home industri sebagai mata pencahariannya. Home industri
tersebut bergerak dibidang kuliner di antaranya : cireng, ketring, kue basah
dan kering. Secara kasat mata home indurtri tersebut bisa dikatakan maju tetapi
bila dilihat dari kaca mata ekonomi home induatri tersebut masih belum maju
segala sesuatunya dilakukan sendiri belum ada manajemen yang baku dan belum
memiliki mitra kerja yang bagus baik dengan pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan
keterangan dari bapak Haris pendapatan masyarakatnya rata-rata sudah mencapai
UMR kota Bandung sebesar 1.200.000,00 rupiah. Bahkan di wilayah RT 03 memiliki
pendapatan yang besar karena mayoritas dari mereka adalah para pengusaha besar
nasional yang bergerak dibidang perhotelan, garmen dan bank. Jadi, secara garis
besar mayarakat RW 03 ini memiliki kemakmuran yang tinggi.
6.
Gografis
Secara
administasi RW 03 kelurahan Isola kecamatan Sukasari kota Bandung berada pada
posisi KM 10,2 ujung utara kota Bandung yang memiliki luas wilayah kurang lebih
136 hektar dengan batas wilayah sebagai berikut:
a.
Sebelah
selatan berbatasan dengan RW 04 negla yaitu mulai dari hotel Abadi Asri
b.
Sebelah
timur berbatasan dengan RW 02 yaitu jalan Sersan Sodik
c.
Sebelah
utara berbatasan dengan RW 01
d.
Sebelah
barat dibatasi oleh sungai cibeeureum
Wilayah
RW 03 dibagi kedalam tiga RT yaitu RT 01, 02, dan RT 03. Wilayah RT 01 berada
di posisi paling utara dan langsung berbatasan dengan RW 01 sedangkan RT 03
berada paling selatan yang berbatasan dengan RW 04. Sementara kondisi
masing-masing RT adalah sebagai berikut :
a. RT 01 memiliki wilayah kurang lebih 20% atau kurang lebih
27 hektar
b. RT 02 memiliki luas wilayah kurang lebih 35% atau kurang
lebih 47 hektar
c. RT 03 memiliki luas wilayah kuarang lebih 45% atau kuarang lebih 62
hektar.
Di wilayah RW 03 masih terdapat lahan pertanian yang
digunakan oleh penduduk sebagai mata pencaharian dengan luas wilayah kurang
lebih 10%. Hal ini sifatnya sebagai penggarap karena kepemilikan lahan
milikorang lain atau tanah garapan. Sementara untuk sumber kehidupan dalam hal
ini sarana air bagi RW 03 mengandalkan dari sumber air solokan coblong yang
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seharti-hari dan kebutuhan pertanian.
Sarana jalan yang ada di RW 03 yang menghubungkan
tiap-tiap rukun tetangga kondisinya sampai saat ini sebagian (30%) telah
diperbaiki melalui.
Sementara jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda
empat di wilayah RT 03 sampai saat ini belum tersentuh. Sarana jalan merupakan sarana transpeotasi
warga yang sangat penting sehingga kondisinya perlu perawatan guna terciptanya
kenyamanan dan keamanan pengguna jalan.
.
7.
Seni, Sosial Budaya
Di bidang seni, sosial budaya RW 03 merupakan salah satu
RW yang memeliihara seni tradisional itu terbukti dengan adanya grup degung,
selain itu ada juga kesenian modernnya seperti elektun yang di kooordinir oleh
karang taruna dan ibu-ibu dari PKK.
Disinggung
masalah partisipasi Pa haris selaku ketua RW di sana menjelaskan bahwa warganya
sangat partisipatif terhadap program atau kegiatan-kegiatan yang biasa mereka
jalankan, walaupun masih ada satu atau dua yang tingkat partisipasinya agak
kurang tapi secara keseluruhan cukup bagus, kalaupun ketika mereka berhalangan
hadir metreka selalu memberikan sumbangannya untuk kelancaran kegiatan.
Kegiatan untuk mengembangkan generasi muda di RW 03 Pa
Haris memiliki perograng yang cukup melayani masyarakat yaitu dengan mengadakan
kursus pelatihan sablon dan las supaya para pemuda dari RW 03 ini mampu
berwirausaha sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing sehingga mampu
menghidupi kebutruhannya sendiri.
Dalam hal kepedulianpun menjadi prioritas kegiatan yang
sering di jalankan oleh warga masyarakat itu terbukti dengan adanya kegiatan
program subsidi silang yang diberikan oleh warga RT 03 kepada warga RT lain
yang lebih membutuhkan, baik berupa sembako uang ataupun barang lainnya.
8.
Lingkungan Hidup
Dilihat dari msalah
lingkungan hidup warga RW 03 ini bisa dikatakan wilayah yang memeiliki
kepedulian yang cukup tinggi terhadap lingkungan hidup itu terbukti dengan
wilayah mereka yang terlihat selalu bersih dan rapi bahkan mereka juga pernah
mengikutsertakan daerahnya dalam acara Bandung go green clean, walaupun pada
saat itu tidak menjadi juara namun mereka telah membuktikannya dengan
satu-satunya wakil dari kelurahan isola yang mengikuti acara tersebut.
Di RW 03 ini juga sering mengadakan
kerja bakti untuk menjaga kebersihan dan keasrian lingkungannya misalnya dengan
adanya program jum’at bersih yang merupakan program rutinan.
Selain itu masyarakat RW
03 cukup tanggap terhadap penanganan sampah. Sampah merupakan sisa atau kotoran
yang sudah tidak dipakai atau dipergunakan lagi akibat dari aktifitas warga
sehari-hari. Sampah ini sangat memberi dampak terhadap suatu daerah baik dampak
buruknya maupun dampak positifnya. Sampah apabila tidak dikelola dengan baik
maka akan memberi dampak negatif terhadap daerah baik dari pencemarana polusi,
penyakit atau kondisi daerah yang tidak nyaman. Sehingga agar bisa memberi dampak
yang positif terhadap daerah maka perlu sistem pengelolaan sampah yang baik dan
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan warga baik sebagai kompos, bahan bakar atau
sesuatu yang dapat bermanfaat sehingga dari pengelolaan sampah yang baik
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Proses perencanaan di RW 03
dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesadarna warga. Yang meliputi :
a.
Kesadaran terhadap membuang sampah pada tempatnya
b.
Kegunaan atau manfaaat sampah apabila dikelola
dengan baik
c.
Kesadaran untuk memilah sampah organik dan
nonorganik
d.
Partisipasi warga terhadap penanganan sampah
e.
Pembelajaran mengenai penanganan sampah agar bisa
dimanfaatkan
f.
Pengelolaan sampah secara mandiri
g.
Penggunaan tenaga kerja dalam penanganan
sampah
E. Subjek Pelaku Identifikasi
1.
Nama : Permadi
NIM : 1103904
TTL :
Ciamis, 31 Juli 1992
Alamat : Dusun Gunung Sari, RT/RW 04/04 Desa
Panyingkiran
Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamisi
No
Tlp : 085724410743
Email : permadiharlan@gmail.com
2.
Nama : Taofik Silmy
NIM : 1100493
TTL :
Bandung, 14 Juli 1992
Alamat : Jalan Babakan Radio RT. 01/07 Ds. Rancaekek
wetan
Kec. Rancaekek Kab. Bandung
No Tlp :
089658567432
Email : opick_lemans@yahoo.com
3.
Nama : Ahmad Firmansah
NIM : 1103078
TTL : Garut, 7 Juli 1992 (paling kolot)
Alamat : Jalan Rancabuaya Garut
No
Tlp : 085794923092
Email : Ahmadfirmansyah46@yahoo.co.id
BAB III
ANALISIS
A.
Strength
(kekuatan)
Setelah kami
analisis, yang menjadi kekuatan bagi RW 03 adalah ketua RW 03 yang merupakan
lulusan perguruan tinggi hal ini bisa
menjadi kekuatan karena dengan adanya kekuasaan dari seorang yang memiliki
pengalaman pendidikan yang tinggi dia bisa lebih mampu dan paham cara-cara
berorganisasi, apalagi Pa Haris selaku ketua RW merupakan orang yang
berpendidikan, ketika kuliahnya aktif diorganisasi. Ini menjadi kekuatan yang
dimilikinya untuk mengaplikasikannya di RW.
Selain itu, di RW 03 cukup kuat
dalam hal finansial karena sebagian dari warganya adalah pengusaha besar
nasional sehingga mampu membantu dalam hal program pembangunan. Jadi setiap
program yang mereka jalankan tidak terelalu terpaku dengan dana dari pemerintah.
Disamping itu
ada warga RW 03 berprofesi sebagai dokter dan dia merupakan dokter yang
profesional dan merupakan anggota dari IDI(ikatan doker Indonesia) yang bisa
dipartisipasikan dalam kegiatan-kegiatan kesehatan seperti posyandu dll.
Ibu PKK di daerah
tersebut memiliki prospek kerja yang bagus yang selalu berperan aktif dalam membantu program RW.
Seperti posyandu, majlis ta’lim dll.
Karang taruna di
RW 03 memiliki partisipatif yang tinggi terhadap program kerja KETUA RW
terutama dalam bidang keahlian.
Walaupun dalam hal ekonomi dan
status yang berbeda diantara warganya tetapi warga RW 03 sangat harmonis dan
sejalan dengan prograng yang di canangkan oleh pihak RW sehingga stabilitas
sosialnya stabil.
B.
Weakness
(Kelemahan)
Sarana
prasarana masih kurang memadai diberbagai bidang terutama dibidang kesehatan.
Kurangnya lahan dan tanah karena
sudah dipadati pembangunan rumah dan kos-kosan menjadikan RW 03 ini padat dan
kurang dari pepohonan. Sehingga untuk membangun sarana dan prasarana RW agaknya
kekurangan lahan.
Karang
taruna hanya berpasrtisipatif dalam sebagian bidang (olahraga, kepelatihan dan
kursus) namun tidak di barengi pada bidang yang lainnya.
C. Opportunity (Peluang)
Kawasan RW 03 merupakan kawasan yang memiliki perumahan
elit dengan penghuninya adalah para pengusaha besar, hal itu bisa jadi
kemitraan bagi kaum home industri untuk menjalin kerja sama dengan
pengusaha-pengusaha yang sudah besar tersebut sehingga bisa jadi mitra kerja
dan memasukan produk home industri dan mempromosikan kepada pihak lain
oleh perusahaan milik warga RT 03.
Selain itu karang taruna di daerah tersebut sudah
mendapatkan kursus pelatihan sablon dan las sehingga memungkinkan untuk
kedepannya berpotensi untuk membuka usaha di bidang sablon las
Daerah RW 03 sudah menjadi RW percontohan dalam berbagai
program yang dicanangkan pemerintah sehingga kedepannya memungkinkan akan lebih
mudah dalam mengajukan bantuan kepada pemerintah karena sudah memiliki kiprah
yang baik dalam hal pembangunan.
D.
Threathment
(Ancaman)
Ketidakmerataan strata ekonomi RT,
akan memunculkan kecemburuan sosial. Kepadatan penduduk bisa juga menjadi
ancaman terjadinya ledakan penduduk, pendataan penduduk yang sulit, serta
sikap-sikap individual masyarakat bisa menjadi ancaman bagi RW 03.
Di daerah RW 03 mayoritas
penduduknya beragama islam dan juga terdiri dari berbagai golongan. Ketika
salah satu dari golongan itu melakukan kegiatan tetapi tidak meminta izin dulu
ke pihak RW akan mengancam terhadap stabilitas sosial dimasyarakat.
Strength (s)
1.
Kertua RW yang kompeten dan berpendidikan tinggi
2.
Sebagian warganya pengusaha besar
|
Weakness (w)
1.tidak ada lahan kosong
2.karang tarunanya tingkat
partisipasinya pilih-pilih
|
|
Opurtunities (o)
1.
Kemitraan kerja
2.
Pembukaan usaha baru
|
SO
Strategies
Menghubungkan pengusaha besar dan
pelaku home industri dengan bantuan ketua RW untuk mengembangkan usaha yang
telah ada atau membuka usaha baru
|
WO
Strategies
Menjalankan program yang tidak
memerlukan banyak lahan serta program tersebut harus sesuai dengan minat dan
bakat pemuda.
|
Threats (T)
Rentan kecemburuan sosial yang
|
ST (Strategies)
Mengembangkan subsidi silang yang
selama ini sudah berjalan selain itu pihak RW bertugas sebagai pengatur dan
pengawas
|
WT
Strategies
Memberi lahan pada karang taruna untuk
berwirausaha untuk menanggulangi angka pengangguran
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Permasalahan
yang ada di Indonesia biasanya menyangkut segala aspek. Seperti permasalahan di
bidang pendidikan yaitu kurang meratanya pendidikan di Indonesia, di bidang ekonomi yaitu standar ekonomi
masyarakat yang minim, yang didalamnya termasuk kemiskinan, keterbelakangan dan
pengangguran terbukti angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi.
Berdasar data Badan Pusat Statistik Nasional Indonesia (BPS) pada Februari 2012
menunjukan bahwa 11,96 persen atau 29,13 juta penduduk Indonesia tergolong
kategori penduduk miskin. Pengangguran sebanyak 6,32% atau 7,61 juta orang
(detik.com).
Dari data empirik diatas dapat
disimpulkan, bahwa masalah yang dialami Indonesia ujung-ujungnya adalah bagaimana mengembangkan dan memberdayakan Sumber
Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang ada. Karena jumlah penduduk Indonesia
sendiri sangat padat, ini adalah sebuah potensi yang menjadi sebuah pekerjaan
rumah bagi bangsa untuk segera mencari solusi dan bergerak maju mengatasi
berbagai permasalahan
Konsep
pengembangan sosial pengembangan masyarakat menyebutkan arah pertama yang harus
dikembangkan adalah potensi, yaitu potensi Sumber Daya Manusia dengan
meningkatkan kapasitas intelektual, karena inilah dasar. Yang kedua adalah potensi ekonomi, bagaimana
mengatasi kemiskinan dengan memanfaatkan kapasitas pengetahuan itu yang
disesuaikan dengan minat serta kebutuhan masyarakat. Untuk diadaptasi dalam
menghadapi persaingan dan derasnya arus globalisasi, agar tak semakin
ketinggalan.
Pendidikan di
Indonesia dalam Sistem Pendidikan Nasional
dibagi ke dalam 3 jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal, pendidikan
informal dan pendidikan non formal. Jalur pendidikan yang menyentuh sasaran
yang begitu luas hingga berbagai kalangan masyarakat adalah jalur pendidikan
non formal atau pendidikan luar sekolah.
Bertitik tolak
dari permasalahan yang dihadapi, pendidikan luar sekolah (pendidikan non
formal) berusaha mencari jawaban dengan menelusuri pola-pola pendidikan yang
ada, seperti pesantren, dan pendidikan keagamaan lainnya yang keberadaannya
sudah jauh sebelum Indonesia merdeka, bertahan hidup sampai sekarang dan
dicintai, dihargai dan diminati serta berakar dalam masyarakat. Kelanggengan
lembaga-lembaga tersebut karena tumbuh dan berkembang, dibiayai dan dikelola
oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat merasakan
adanya kebermaknaan dari program-program belajar yang disajikan bagi
kehidupannya, karena pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi nyata masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di
mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya
bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Ada 3 tujuan utama dalam
pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah
perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat. Kemampuan masyarakat
yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk
berusaha, kemampuan untuk mencari infor masi, kemampuan untuk mengelola
kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi sesuai dengan
kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Kami melakukan identifikasi di RW 03
kelurahan Isola kecamatan Sukasari kota
Bandung. Dari hasil identifasi tersebut kami mendapatkan beberapa aspek yang
menjadi sorotan utama di antaranya:
1. Aspek Demografi
RW
03 ini terdiri dari 3 RT yaitu RT yaitu terdiri dari RT 01, RT 02 , RT 03. Ketiga RT tersebut
memiliki struktur kependudukan yang berbeda, yaitu RT 01 warga asli etnis sunda, RT 02 50 % warga asli 50 % warga etnis cina,
dan RT 03 mayoritas
keturunan eropa dan cina ( tionghoa ). Selain itu, kepala keluarga di RW 03
juga terdiri dari Kepala keluarga Tetap dan Kepala Keluarga Sementara
2. Aspek Pendidikan
Dalam aspek
pendidikan Masyarakat RW 03 Kelurahan Isola
merupakan masyarakat yang heterogen dalam arti
pendidilkan masyarakat disitu memiliki latar belakang yang berbeda-beda ada
yang lulusan PT, SMA, SMP, SD bahkan ada juga yang tidak lulus SD sama sekali
tapi rata-rata pendidikan terakhirnya adalah lulusan SMA
3. Aspek Agama
Masyarakat di Rukun Warga 03 Kelurahan Isola
mayoritas beragama Islam. Selain itu ada juga yang beragama Kristen dan Budha.
di Rukun Warga 03 Kelurahan Isola memiliki satu mesjid jami dan satu mushola.
4. Aspek Kesehatan
Aspek kesehatan di wilayah RW 03 Kelurahan Isola
cukup baik di dukung dengan beberapa program kesehatan, diantaranya posyandu
untuk penimbangan dan imunisasi balita yang diadakan tanggal 6 pada setiap
bulan. Selain itu di RW 03 Kelurahan Isola juga ada penduduk yang berprofesi
sebagai dokter.
5. Aspek Ekonomi
Dalam aspek ekonomi
masyarkat RW 03 memili profesi yang berbeda-beda di wilayah RT 01 mayoritas
masyarakatnya bermatapencaharian sebagi petani, buruh bangunan, pegawai swasta
dan PNS sementara di RT 02 mayoritas masyarakatnya memiliki matapencaharian sebagi
buruh, PNS, dan wiraswasta sedangkan di RT 03 mayoritas penduduknya bermata
pencaharian sebagai pengusaha dan dokter.
6.
Aspek
Geografis
Secara administasi RW 03 kelurahan Isola kecamatan
Sukasari kota Bandung berada pada posisi KM 10,2 ujung utara kota Bandung yang
memiliki luas wilayah kurang lebih 136 hektar dengan batas wilayah sebagai
berikut:
a. Sebelah
selatan berbatasan dengan RW 04 negla yaitu mulai dari hotel Abadi Asri
b. Sebelah
timur berbatasan dengan RW 02 yaitu jalan Sersan Sodik
c.
Sebelah
utara berbatasan dengan RW 01
d.
Sebelah
barat dibatasi oleh sungai cibeeureum
7. Aspek Sosial Budaya
Di bidang seni, sosial budaya RW 03 merupakan salah satu
RW yang memeliihara seni tradisional itu terbukti dengan adanya grup degung,
selain itu ada juga kesenian modernnya seperti elektun yang di kooordinir oleh
karang taruna dan ibu-ibu dari PKK. Selain itu Kegiatan untuk mengembangkan
generasi muda di RW 03 Pa Haris memiliki perograng yang cukup melayani
masyarakat yaitu dengan mengadakan kursus pelatihan soft skill diantaranya
pelatihan sablon dan las supaya para pemuda dari RW 03 ini mampu berwirausaha
sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing sehingga mampu menghidupi
kebutruhannya sendiri.
B.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil
dari identifikasi di RW 03 kelurahan Isola Kecamatan Sukasari kota bandung
tersebut kami merekomendasikan beberapa hal diantaranya:
1.
Aspek
pendidikan
a.
Diadakannya
pelatihan bagi tutor PAUD untuk meningkatkan kompetensi tutor PAUD tersebut.
2. Aspek Ekonomi
a. Pengadaan koperasi untuk memasarkan produk home industri
b. Pengadaan pelatihan dan kursus tentang kewirausahaan home
industri.
3. Aspek Kesehatan
a. Membangun gedung posyandu yang permanen
4. Aspek Lingkungan Hidup
a. Mengembangkan kembali bank sampah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar